- (031) 8850366
- admin@mtsn4sda.sch.id
- Senin - Jum'at : 07.00 WIB - 15.30 WIB
KekecawaanKu di Saat Pandemi
Eka Firdausy Nuzula Hasan
Saat ini aku sedang kecewa, kecewa sama keadaanku yang sekarang. Keadaan ku yang hanya bisa tidur berbaring seolah tidak berdaya, merasakan sakitnya seluruh badan, tulang berpatahan, kepala pusing yang selalu ingin membuatku menutup mata, jantung berdebar, dan gelisah tidak karuan.
Tapi aku bahagia dan sangat bersyukur karena masih ada mama sama ayah yang bisa merawatku dengan penuh kasih sayang dan sabar menghadapi aku yang cengkal tidak mau makan “heheheh”.
Beberapa hari kemudian virus yang ada di tubuhku mulai menyebar dan aku merasa makin kesakitan. Aku batuk, sesak nafas, diare, pusing, demam, semua badan mulai gemetar.
Kondisiku saat itu kritis seperti tidak ada harapan hidup lagi,
Semua keluargaku selalu menyemangati aku supaya aku bisa bertahan.
“Nak…kamu harus kuatt,,mama sayang sama kamu” cuman kamu harapan mama satu-satunya nak…” ucap mama sambil menangis.
“Iyaa nak… kamu nggak kasihan taa sama mama sama ayah…
Katanya kamu sayang sama mama sama ayah…ayoo nakk firda harus kuatt…” Ucap ayah sambil meneteskan air matanya.
“Ayoo,,nak kamu harus kuat,, ndak boleh lemah….kamu kan hebatt ndak boleh kalah sama penyakit nak…” Ucap Pamanku sambil mengelus kepalaku.
Ayoo nak. kuatt” ucap tanteku sambil menagis menatapku
Setelah mereka semua memberi semangat buat aku, akhirnya mama sama ayah memutuskan untuk membawaku ke rumah sakit karna sudah tidak ada pilihan lain. Mama sama ayah keliling-keliling mencari rumah sakit yang bisa menampungku untuk sementara waktu. Tapi sayangnya beberapa rumah sakit yang aku datangi menolak kedatanganku di karenakan semua kamar sudah full, dan akhirnya aku diterima di salah-satu rumah sakit. “Allhamdulilah” ucap ku dalam hati. dan akupun di isolasi di rumah sakit selama 1 minggu.
Selama aku di rumah sakit aku melihat banyak sekali orang-orang yang sedang berjuang untuk hidup, supaya mereka bisa melihat keluarga mereka yang sedang menunggu di rumah, sama seperti aku, aku menunggu moment kebersamaan sama keluarga di rumah, rasanya kangen banget sama mama, ayah, dan adik-adikku.
Waktu pertama aku dirawat, aku sedikit kecewa sama mama sama ayah kenapa mereka tidak menjegukku sama sekali, apa mereka sudah tidak peduli lagi sama aku?
Lalu aku bertanya kepada salah satu perawat yang sedang menghampiriku.
“Mbak…kenapa yaa mama sama ayahku ndak jenguk aku sama sekali,,,” Keluhku.
“Iya..dek,, ini kan ruang isolasi jadi tidak ada satupun keluarga..yang boleh menjenguk..” Jawab si perawat.
“Yahh…padahal aku kangen mama sama ayahku mbak…” Keluhku lagi mengusap rambutku.
“Iya dekk,, yang sabar yaa… maka dari itu adik cepet sembuh biar bisa pulang, jangan banyak pikiran dulu..nanti kamu kalo mikirr, gelisah ngedrop lagi kamu..kan bisa telfon atau vidio call sama keluarganya,,,” Jawab si perawat sambil menyuntikku
“iyaa,, mbakk…maksihh” Ucap ku sabil senyumm.
“Iya sama-sama,,,” Jawab si perawat sambil keluar dari kamar kuu.
“Ternya aku salah,,,,mama sama ayah bukan nggak peduli sama aku. Tapi memang peraturannya yang tidak boleh menjenguk pasien selama masih di isolasi….Mama Ayah maaf yaa aku sudah salah sangka,,,”Ucapku dalam hati.
Setelah beberapa menit kemudian aku menelfon mama
“Assalamualaikum,, maaa..”Salam ku.
“Waalaikumsallam,, kak..”Jawab mama.
“Gimana..kambar mu nak.? Mama kangen…” Tanya mama.
“Kakak baik baik aja kok maa,, kakak sehat…doain kakak biar kakak cepet pulang…kakak jugak kangen sama mama..”Jawab kuu.
“Iyaaa…kak mama selalu doain kakak yang terbaik…”jawab mama
Ehhh lakok tiba tiba HP ku mati.aku lupa cass kemarin, aku jugak lupa ndak bawa charger. Aku bingung banget gimana caranya aku bisa ngecass HP ku, biar bisa telfon mama lagi.
Dan untungnya ada perawat yang baik sama aku, aku di pinjamin power bank.
“Makasih yaa kak power bank nya..” ucap ku kepada perawat itu
“Oke”jawab si perawat
Beberapa jam kemudian aku dikejutkan sama teriakan para perawat. Ternyata 3 pasien sekaligus meninggal dunia. Aku kaget, aku takut, aku cemas dan tubuhku gemetar, lalu aku drop dan kondisi kritis lagi.
Dalam hati aku bilang
“Tuhan,, jangan sekarang…aku masih punya banyak impian yang belum aku capai…dan aku masih punya keluarga yang harus aku bahagiakan,,, Tuhan berilah aku kesempatan untuk menjalankan hidup ini…aku masih ingin berbakti kepada kedua orang tua kuu…masih banyak lika-liku yang belum aku lewati..masih banyak tugasku sebagai generasi penerus bangsa dan agama. Tuhan aku punya cita-cita yang sangat tinggi izin kan aku mengapainya..Tuhan aku mohon kuatkan aku tuhan…”
Suara teriakan yang begitu keras perlahan-lahan suara itu hilang dari pendengaranku, hitungan nafas perlahan menurun dariku, detak jantung yang begitu lemah dan aku cuma bisa berdoa sambil meneteskan air mata”Tuhan…aku mohon jangan sekarang..” kata-kata itu aku ucap kan berulang-ulang kali dalam hati.
Setelah beberapa jam aku tersiksa oleh masa-masa keritis ku, Allhamdulilah tuhan menjabah doaku, Tuhan sayang sama aku, aku mampu melewati masa keritis itu, betapa senangnya melihat para perawat yang sedang berpelukan karana mereka berhasil menyelamatkan aku menyelamatkan pasiennya, setelah mereka kecewa karena mereka gagal untuk menyelamatkan beberapa pasien yang meninggal dunia tadi. Lalu aku mulai tertidur, setelah aku membuka mata aku merasa sangat bersyukur, terima kasih Tuhan.
Selama masa pandemi semua sekolah, tempat untuk kita mencari ilmu harus ditutup, semua kegiatan harus di lakukan secara online, jujur aku kecewa karena tidak bisa sekolah secara normal, tidak bisa bertemu sama teman-teman dan Bapak Ibu guru yang luar biasa. Dan jujur yaa,,belajar di rumah secara online itu sangat membosankan apa lagi nggak ada temennya, kalau di sekolah kan suka diskusi atau kerja kelompok bareng
Yaa,, tapi mau gimana lagi kita harus tetap mengikuti peraturan pemerintah demi keselamatan masyarakat, waktu aku di rumah sakit aku bosen banget, “gimana sii caranya buat menghibur diri aku?!”kata-kata itu selalu menghantui pikiranku.
Semoga kekecewaanku dan masa pandemi ini segera berakhir agar tidak ada lagi kekecewaan yang akan datang menghantui pikiranku lagi.
Ini adalah kisahku. Kisah yang kutulis saat aku mengalami kekecewaan. Kekecewaan ini serasa terbayar, karena dari kisah ini aku dapat memetik hikmah, bahwa hidup ini harus berjuang.
Berjuang dan utamanya berdoa. Doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT., tempat menyandarkan diri dari segala kesulitan, tempat meminta pertolongan dari berbagai ujian yang sedang menimpah kita.
Dan aku semakin yakin, bahwa Allah SWT bersama dengan kita. Selalu menjaga kita, dan melindungi kita semua. Terimakasih yaa Allah…
_______________
*) Penulis adalah siswa MTsN 4 Sidoarjo
Jawa Timur