- (031) 8850366
- admin@mtsn4sda.sch.id
- Senin - Jum'at : 07.00 WIB - 15.30 WIB
MTsN 4 Sidoarjo yang berkedudukan di Jalan Raya Tlasih Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, beberapa waktu yang lalu telah melaksanakan verifikasi lapangan dan visitasi dari Tim Penilai Calon Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi. Namun demikian sampai saat ini untuk secara resminya, madrasah juga masih menunggu hasil dari verifikasi tersebut melalui surat yang diterbitkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (4/12)
Sebagai madrasah Adiwiyata Tingkat Kabupaten sejak Tahun 2018, MTsN 4 Sidoarjo selalu berbenah, terus belajar, dan belajar terus. Untuk mencapai itu semua tidak bisa dilakukan dengan mudah, seperti mudahnya membalikkan telapak tangan. Perlu membangun tim yang solid, dibutuhkan sinergi yang kuat seluruh stakeholder untuk terus komitmen menjalankan visi madrasah berbudaya lingkungan dengan baik.
Terus berinovasi dalam melakukan gerakan berbudaya lingkungan hidup sehat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah bagaimana menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam diri siswa sehingga semua upaya yang dilakukan akhirnya menjadi budaya yang terus mengakar di pribadi masing-masing siswa.
Budidaya ikan lele di lahan madrasah menjadi sorotan untuk menerapkan sikap tanggung jawab, disiplin, sekaligus untuk melatih jiwa kewirausahaan siswa. Beberapa sudut madrasah seperti di belakang ruang kelas, di depan musholla Al Hikmah, dan di Taman madrasah telah dilakukan budidaya ikan lele.
Abdul Adjis selaku Kepala Madrasah menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan memiliki maksud dan tujuan yang jelas, yakni untuk melatih jiwa kewirausahaan siswa sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa. Siswa dapat melakukan penelitian, dan hasil budidaya ikan lele tersebut bisa dijadikan karya inovasi berupa krupuk worsule (wortel, sukun dan lele).
“Ikan lele tidak harus disajikan dalam bentuk gorengan, ditambah lalapan dan sambel trasi yang mengundang nafsu makan, namun bisa juga diolah dalam berbagai produk, seperti krupuk yang bahannya kami padukan dengan wortel, sukun, dan lele yang kemudian kami singkat menjadi krupuk worsule,” papar Fanesha A’izatus Qorik seorang siswa yang telah berhasil membuat karya inovasi dalam bentuk karya tulis Worsule. (NSPA)