Close
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Prestasi
    • Daftar Guru & Pegawai
  • Galeri
    • Video
    • Foto
    • Penyimpanan
  • Blog
    • Berita Harian
    • Artikel
    • Karya Guru
    • Karya Siswa
      • Artikel
      • Media
    • KIR
  • Agenda
  • Layanan
    • PPDB
      • PPDB 2025/2026
      • PPDB 2024/2025
    • Perpustakaan Digital
    • Bimbingan Konseling
      • Materi BK
      • Angket Rencana Studi Lanjut
      • Angket Bullying
      • Angket Kesiapan Belajar Kelas 7
      • Angket Kebutuhan Peserta Didik Kelas 7
      • Angket Diagnostik Kelas 8
      • Angket Kelas 9
      • Lembar Evaluasi Layanan Informasi
    • E-Learning
      • Kelas VII
      • Kelas VIII
      • Kelas IX
    • CBT Online
      • SAS
      • PAS
    • Emis
    • Simpeg
    • Rapor Digital
    • Surat Keterangan
    • Pengaduan
      • Pengaduan Masyarakat
      • Kepuasan Layanan
    • Ekstrakurikuler
    • Pembayaran
    • Presensi
  • Laporan
    • Keuangan
    • Data Tenaga Pendidik
    • Data Tenaga Kependidikan
    • Data Siswa
      • Data Lengkap Siswa
      • Analisa Data Siswa
    • Data Walimurid
  • FAQ
  • (031) 8850366
  • admin@mtsn4sda.sch.id
  • Senin - Jum'at : 07.00 WIB - 15.30 WIB
PPDB
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Prestasi
    • Daftar Guru & Pegawai
  • Galeri
    • Video
    • Foto
    • Penyimpanan
  • Blog
    • Berita Harian
    • Artikel
    • Karya Guru
    • Karya Siswa
      • Artikel
      • Media
    • KIR
  • Agenda
  • Layanan
    • PPDB
      • PPDB 2025/2026
      • PPDB 2024/2025
    • Perpustakaan Digital
    • Bimbingan Konseling
      • Materi BK
      • Angket Rencana Studi Lanjut
      • Angket Bullying
      • Angket Kesiapan Belajar Kelas 7
      • Angket Kebutuhan Peserta Didik Kelas 7
      • Angket Diagnostik Kelas 8
      • Angket Kelas 9
      • Lembar Evaluasi Layanan Informasi
    • E-Learning
      • Kelas VII
      • Kelas VIII
      • Kelas IX
    • CBT Online
      • SAS
      • PAS
    • Emis
    • Simpeg
    • Rapor Digital
    • Surat Keterangan
    • Pengaduan
      • Pengaduan Masyarakat
      • Kepuasan Layanan
    • Ekstrakurikuler
    • Pembayaran
    • Presensi
  • Laporan
    • Keuangan
    • Data Tenaga Pendidik
    • Data Tenaga Kependidikan
    • Data Siswa
      • Data Lengkap Siswa
      • Analisa Data Siswa
    • Data Walimurid
  • FAQ
Youtube Facebook Instagram

  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Prestasi
    • Daftar Guru & Pegawai
  • Galeri
    • Video
    • Foto
    • Penyimpanan
  • Blog
    • Berita Harian
    • Artikel
    • Karya Guru
    • Karya Siswa
      • Artikel
      • Media
    • KIR
  • Agenda
  • Layanan
    • PPDB
      • PPDB 2025/2026
      • PPDB 2024/2025
    • Perpustakaan Digital
    • Bimbingan Konseling
      • Materi BK
      • Angket Rencana Studi Lanjut
      • Angket Bullying
      • Angket Kesiapan Belajar Kelas 7
      • Angket Kebutuhan Peserta Didik Kelas 7
      • Angket Diagnostik Kelas 8
      • Angket Kelas 9
      • Lembar Evaluasi Layanan Informasi
    • E-Learning
      • Kelas VII
      • Kelas VIII
      • Kelas IX
    • CBT Online
      • SAS
      • PAS
    • Emis
    • Simpeg
    • Rapor Digital
    • Surat Keterangan
    • Pengaduan
      • Pengaduan Masyarakat
      • Kepuasan Layanan
    • Ekstrakurikuler
    • Pembayaran
    • Presensi
  • Laporan
    • Keuangan
    • Data Tenaga Pendidik
    • Data Tenaga Kependidikan
    • Data Siswa
      • Data Lengkap Siswa
      • Analisa Data Siswa
    • Data Walimurid
  • FAQ
Facebook Youtube Instagram
Artikel

BAGAIMANA CARA MENJADI PENULIS?

By administrator 

Mengapa Ingin Menulis?

    Salah satu dari manfaat membaca adalah memiliki pemikiran yang kritis. Ketika kita membaca sebuah buku kemudian merasa bahwa pemikiran dari buku itu salah, apa yang akan kita lakukan? Jika hanya sekedar berkata-kata kesalahan dari buku yang dibaca, akan lebih tepat sasaran jika menuliskan kesalahan buku itu melalui sebuah review. Bahkan lebih bagus lagi jika membuat buku tandingan dan meluruskan kesalahan sebuah buku.

   Dengan membaca buku juga membuka cakrawala berpikir kita. Buku satu dengan lainnya saling bertautan sehingga cepat atau lambat membentuk imajinasi dan daya kritis dalam kepala kita. Pemikiran-pemikiran di kepala pun bergejolak dan membutuhkan wadah untuk dikeluarkan. Maka proses pengeluaran yang tepat dari pemikiran yang menggumpal di kepala adalah dengan menulis.

   Henry Guntur Tarigan (2008:1) membagi keterampilan berbahasa menjadi empat aspek. Yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Mendengar dan membaca merupakan penguasaan bahasa reseptif, yakni kemampuan untuk memahami sebuah bahasa dengan mendengar atau membaca. Sedangkan menulis dan bicara termasuk bahasa produktif. Penguasaan bahasa untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan.

    Menurut Seno Gumira Adjidarma, “Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa — suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.”

   Masalahnya tidak banyak orang yang memiliki kemampuan menulis yang baik. Bahkan seringkali bingung harus memulai kalimat dari kata apa dan bagaimana merangkai kalimat itu menjadi paragraf kemudian mengolah paragraf demi paragraf menjadi sebuah tulisan utuh yang memberikan ilmu pengetahuan, efek emosional serta pencerahan kepada pembacanya. Artikel yang saya tulis sekarang, mencoba memandu para pecinta buku yang ingin mulai menuliskan pemikiran-pemikiran mereka melalui sebuah karya.

    Ada banyak alasan mengapa seseorang ingin menulis. Oleh karena itu sebelum memutuskan ingin menjadi penulis, seseorang harus tahu terlebih dahulu apa alasan dia menulis? Hal apa yang memotivasinya untuk menjadi seorang penulis?

      Beberapa motivasi menulis yang bisa ditemukan dalam diri kita adalah sebagai berikut :

  1.   Menuliskan hasil pemikiran.Buah dari banyak membaca. Banyak ilmu dan pengetahuan yang didapat tentu membutuhkan penyaluran agar kapasitas otak tidak penuh. Seperti teko yang diisi terus menerus, ia akan tumpah jika tidak dituang ke dalam cangkir. Isi kepala harus dikosongkan agar bisa menerima ilmu baru lainnya. Salah satu cara merilis pemikiran kita yang kita dapatkan dari membaca, adalah dengan menulis.
  2.   Mendapatkan uang dari menulis.Mencari rejeki bisa dari berbagai arah, salah satunya adalah dengan menulis. Saat ini profesi penulis sudah banyak dicari oleh berbagai bidang usaha. Terutama sejak media sosial merajai promosi produk-produk perusahaan. Kita bisa mendapatkan uang dari menulis artikel di blog, menulis skenario untuk video-video promosi, menulis caption promosi di media sosial, menulis buku di penerbit, novel di platform digital dan masih banyak lagi media lainnya.
  3.    Mengikat Ilmu.Ali bin Abi Thalib RA pernah berkata: “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Maka tuliskan kembali ilmu-ilmu yang kita dapatkan dari membaca banyak buku dan tuliskan ilmu dari kajian-kajian atau seminar yang kita ikuti. Kenapa harus menuliskannya? Karena manusia adalah tempatnya lupa. Ilmu yang kita dapatkan hari ini, boleh jadi kita lupakan di tahun depan.
  4.   Meninggalkan warisan.Ketika kita meninggal, kehidupan orang lain akan tetap berjalan tetap normal. Mereka yang mengenal kita akan melupakan kehadiran kita jika tak ada warisan yang kita berikan. Bukan harta benda yang bisa diperebutkan akan tetapi tulisan-tulisan bermanfaat untuk anak cucu dan keturunan kita lainnya.
  5.    Menjadi amal jariyah.Insya Allah warisan yang baik berupa tulisan baik akan memberikan efek kebaikan kepada pembaca. Jika banyak pembaca melakukan banyak kebaikan dari tulisan kita, insya allah itu akan menjadi amal jariyah bagi kita.
  6.    Merilis emosi negatif.Menulis telah menjadi salah satu metode penyembuhan dalam sesi pengobatan oleh banyak psikiater di dunia. Kita bisa mencoba metode ini untuk menyembuhkan luka-luka di hati kita. Luka hati yang ditumpuk dan tidak disalurkan, bisa membentuk kemarahan tanpa sebab yang efeknya bisa membuat stress, depresi, kecemasan dan penyakit kejiwaan lainnya. Oleh karena itu, menuliskan emosi-emosi yang kita rasa, menuliskan peristiwa-peristiwa yang membuat duka, akan menjadi salah satu metode meriliskan emosi kita agar tidak mengendap di jiwa.

Jika beberapa motivasi menulis di atas belum cukup untuk membuat kita tergerak untuk menulis, maka kita perlu menelaah lebih dalam untuk apa kita menulis? Karena seringkali kita menemukan alasan kita tersendiri dalam proses perjalanan menulis kita. Yang terpenting sekarang menemukan motivasi dasarnya terlebih dahulu dan mulailah menulis. Imam Ghazali mengatakan dalam kutipannya yang terkenal : Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Semua profesi memerlukan keahlian menulis agar ilmu-ilmu yang dimiliki bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya. Oleh karena itu guru dan dosen, dewasa ini dituntut untuk bisa menghasilkan karya lewat tulisan. Setiap generasi harus memunculkan penulis-penulis baru. Bayangkan jika tidak ada regenerasi baru dalam dunia kepenulisan, tidak akan ada bahan bacaan lagi di masa depan.

 

Lalu apa modal utama untuk menulis?

Modal utama untuk menjadi penulis bukanlah memiliki laptop bagus. Sekedar pena dan kertas pun bisa menjadi penulis. Tentu nanti hasil tulisan harus diketik, tapi itu adalah masalah teknis yang mudah diselesaikan. Tidak akan ada sebuah tulisan utuh tanpa modal menulis seperti di bawah ini :

  1.     Memiliki niat untuk menulis.Niat menulis akan muncul jika kita sudah menemukan motivasi menulis yang tepat.
  2.  Mulai menulis. Begitu ada niat menulis, mulailah menulis, jangan ditunda-tunda. Niat menulis biasanya akan datang beriringan dengan ide menulis. Ide harus segera dituliskan, jika tidak akan menghilang dan sulit dicari kembali. Kita bisa menuliskan ide-ide di buku agenda atau ponsel.
  3.    Memiliki tekad yang kuat.Sebuah tulisan tidak akan selesai jika kita tidak memiliki tekad yang kuat untuk menyelesaikannya. Seringkali kita menyerah di tengah jalan karena ide yang tiba-tiba buntu atau kondisi hati yang tiba-tiba berubah.
  4.     Memperluaswawasan dengan rajin membaca, bergaul. buka pikiran. Selain membaca buku, penulis juga harus memperluas wawasan dengan bergaul. Berinteraksi dengan banyak orang, menggali informasi di lapangan, akan membuka pikiran kita.
  5.     Menerima kritik dan mau merevisi.Penulis juga harus siap menerima kritik. Jika kritik disikapi dengan bijaksana dan dijadikan ajang untuk memperbaiki tulisan, maka niscaya kemampuan menulis sang penulis akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
  6.    Menulis setiap hari Jangan malas merevisi tulisan anda (rewriting).Untuk menjadi seorang penulis yang profesional, maka harus dimulai menjadi penulis yang amatir. Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Outliers menuliskan bahwa seseorang bisa menjadi ahli jika melakukan latihan yang sama selama 10.000 jam. Begitu pun untuk menjadi penulis. Untuk bisa menguasai bidang kepenulisan, seseorang harus berlatih menulis setiap hari. Selain itu mau merevisi naskah sehingga menjadi lebih baik lagi.
  7.    Fokus.Modal terakhir adalah kemampuan untuk fokus. Dalam menciptakan karya tulis, seseorang harus bersabar dalam merangkai kata, riset dan merevisi. Banyak pekerjaan dan urusan dalam kehidupan yang seringkali menyita pikiran sehingga naskah menjadi terbengkalai. Oleh karena itu diperlukan fokus yang kuat dalam proses menyelesaikan sebuah tulisan.

Selanjutnya mulailah mengenali jenis tulisan yang ingin kita tulis. Ada dua jenis tulisan yang harus diketahui yaitu Fiksi dan Non Fiksi. Mari kita bahas satu per satu :

  1.    Fiksi.Menurut KBBI, Fiksi memiliki arti sebagai cerita rekaan, khayalan dan tidak berdasarkan kenyataan. Menurut Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro (2005:2) fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan manusia. Walau bersifat fiksi, sebuah tulisan tidak boleh serta merta cacat logika, alur ceritanya tidak masuk akal, oleh karena itu dalam menulis fiksi juga dibutuhkan riset.
  2.    Non Fiksi.Menurut KBBI, Non fiksi adalah yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya). Jadi non fiksi sifatnya bertentangan dengan fiksi. Sudah tentu karena sifatnya fakta maka dalam menulis non fiksi dibutuhkan data dan riset.

Menentukan Genre, Tema dan Sasaran Pembaca

   Menurut KBBI, Genre memiliki arti sebagai berikut : Jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya ; ragam sastra.  Menurut Shipley, genre adalah kelas atau jenis yang juga mengelompokkan karya sastra. Sedangkan menurut Hasry Shaw, genre adalah kategori atau kelas yang mempunyai bentuk, teknik, dan isi khusus. Gramedia dalam websitenya menyebutkan ada 12 genre dalam ranah fiksi dan Dee Publisher menyebutkan 18 genre non fiksi dalam websitenya.

Genre fiksi sebagai berikut :

  1.  Romantis : Menceritakan kisah cinta dua insan manusia/tokoh imajinatif
  2.    Fantasi : Menceritakan tokoh, negara, bahkan dunia yang dirancang sendiri
  3.    Fiksi Sains : Fiksi yang konflik di dalamnya terdapat banyak sains dan teknologi
  4.    Horor : Cerita yang memberikan rasa takut, didominasi oleh cerita hantu
  5.    Misteri : Cerita yang penuh teka-teki pemecahan masalah, contohnya cerita detektif
  6.  Thriller : Cerita yang memberikan ketegangan, ketakutan, teror, atas kejadian-kejadian mengerikan. Seperti peristiwa pembunuhan, virus penyakit dan lain lain.
  7.    Komedi : Menceritakan karangan lucu yang membuat tertawa
  8.    Inspiratif : Kisah fiksi yang memberikan inspirasi pembacanya
  9.    Sejarah : Karangan dengan setting waktu yang berkaitan dengan peristiwa sejarah
  10. Psikologi : karangan yang mengangkat konflik psikologi tokoh-tokohnya
  11. Keluarga : karangan yang mengedepankan kisah/konflik keluarga
  12. Petualangan : karangan yang memberikan pengalaman bertualang di alam/ dunia baru.

Genre bisa berdiri secara tunggal tapi bisa juga digabungkan sehingga membentuk padu padan beberapa genre. Seperti Komedi Romantis, Petualangan Fantasy, Horor Misteri, Psikologi Keluarga dan lain sebagainya.

Berikut adalah beberapa genre non fiksi :

  1.  Biografi : kisah perjalanan hidup seseorang dari lahir sampai saat ini/tiada. Ditulis oleh orang lain.
  2.  Autobiografi : seperti biografi, bedanya ditulis oleh pemilik cerita sendiri.
  3.  Memoar : berbeda dengan biografi yang menulis kisah dari lahir hingga saat ini, memoar hanya menuliskan peristiwa istimewa tertentu di waktu tertentu. Misal kisah perjuangan mendapatkan beasiswa.
  4.   Buku panduan dan manual : seperti buku resep masakan
  5.    Ensiklopedia : buku tentang ilmu pengetahuan secara khusus dan menyeluruh
  6.    Almanak : Buku yang menyajikan informasi ramalan cuaca, astronomi, statistik dan lain sebagainya, biasanya diterbitkan setiap tahun.
  7.    Kamus : Buku yang menyajikan arti dan terjemahan dari dua bahasa yang berbeda
  8.    Buku sejarah, laporan jurnalisme, buku psikologi, pengembangan diri, buku pelajaran, buku teks, catatan perjalanan dan lain sebagainya.

Setelah menentukan genre karya yang ingin ditulis, langkah selanjutnya adalah menentukan tema. Tema memiliki arti pokok pikiran, dasar cerita. Oleh karena itu tentukan tema yang mau kita tulis agar tulisan kita terarah dan pembahasannya tidak bertele-tele serta tepat sasaran. Tema juga akan berkaitan erat dengan sasaran pembaca. Misalkan dalam menulis fiksi kita akan menuliskan tema tentang perceraian. Sasaran pembaca tentang tema perceraian biasanya adalah orang dewasa atau sudah menikah. Bukan berarti tema perceraian tidak bisa ditulis untuk anak-anak tapi tentu akan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi agar cerita kita cocok dibaca oleh usia anak.

Ada beberapa tema dalam fiksi dan non fiksi yang bisa dituliskan misalnya; persahabatan, pendidikan, pembullyan, perceraian, perlombaan, kesetiakawanan, perjuangan, pertobatan, kehidupan, sosial, lingkungan, dan lain sebagainya.

Setelah menentukan tema di atas, langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran pembaca. Karena beda sasaran membaca maka akan beda pula gaya bahasa dan pemilihan kata yang digunakan dalam menulis. Sasaran pembaca yang bisa kita tentukan adalah : tingkat anak usia dini, tingkat anak sekolah dasar, tingkat remaja (SMP-SMA), tingkat dewasa awal (SMA akhir-kuliah-awal kerja), tingkat dewasa (usia kerja-sampai usia tua).

Dengan menentukan jenis tulisan, genre, tema dan sasaran pembaca, maka kita bisa mulai menuliskan karya kita. Berikut tip untuk menulis bebas, sebagai latihan menulis di tahap awal. Pertama, Kita tahu apa yang akan kita tulis. Kedua, Punya bahan dan referensi yang lengkap. Ketiga, Memetakan pikiran apa yang akan kita tulis. Keempat Miliki ketetapan hati yang kuat. Kelima, Rajin Berlatih dan tidak kenal putus asa, Keenam, Miliki Rasa percaya diri yang cukup.

Demikian artikel tentang bagaimana menjadi penulis pada sesi pertama. Semoga panduan singkat ini bisa bermanfaat dan melahirkan penulis-penulis baru di Provinsi Banten. Selamat menulis!

*Achi TM. Penulis dari kota Tangerang. Ibu 3 anak ini telah menulis 42 Buku di penerbit mayor, Instruktur Literasi Nasional, Pimpinan TBM Rumah Pena.


Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

*

Mengenal apa Itu AI? Pengertian dan Kegunaannya
Previous Article
Manfaat AI dalam dunia Pendidikan
Next Article

Kunjungi Kami

Hubungi Kami

  • Alamat : 123 Jl. Raya Tlasih, Tlasih Satu, Tlasih, Kec. Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61273
  • Jam : Senin - Jum'at : 07.00 WIB - 15.30 WIB
  • Telp : (031) 8850366
  • Email: mtsn4sda@gmail.com
Instagram Youtube Tiktok Facebook

© 2021 MTs Negeri 4 Sidoarjo

Open chat
WhatsApp
Layanan Informasi MTsN 4 Sidoarjo!!
Silahkan chat whatsapp untuk info lebih lanjut