- (031) 8850366
- admin@mtsn4sda.sch.id
- Senin - Jum'at : 07.00 WIB - 15.30 WIB
Lawan pandemi dengan kreativitas, dan produktivitas. Hal ini dibuktikan secara nyata dengan terbitnya buku yang berjudul “Resonansi Qalbu” karya Sri Utami guru MTsN 4 Sidoarjo sekaligus ia menjalankan tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum.
Buku tunggal berupa cerpen karangan Sri Utami ini berhasil diterbitkan oleh penerbit Nizamia Learning Center (NLC) dengan nomor International Standard Book Number (ISBN) 9786232654174. Artinya selain berfungsi sebagai identitas sebuah buku yang akan diterbitkan, ISBN sekaligus menjadi bukti bahwa penerbit merupakan perusahaan sah dan tervirifikasi.
Dalam ringkasan cerita buku “Resonansi Qalbu” digambarkan bahwa pada 13 Mei 2018 peristiwa duka mengguncang kota Surabaya. Lampu merah berbunyi di tengah keramaian, siap menjemput tiap jantung yang tak berdetak lagi. Asap berhembus dengan kencang dan dihirup secara perlahan hingga mengakibatkan sesak berkepanjangan. Beberapa orang berlari kesana kemari mencari perlindungan, bahkan terjadi desakan dan dorongan antar insan. Derasnya buliran air mata membasahi tanah, mungkin langit sedang marah. Tetesan darah berjatuhan, menimbulkan kenestapaan bagi mereka yang menjadi korban. Ketika hendak beribadah kepada Tuhan, justru musibah datang terlebih dahulu. Tuhan apa yang terjadi? Mengapa sekeluarga itu tak rela melihat kami beribadah kepadaMu?
Penggalan ringkasan cerpen belum tuntas terbaca, artinya memberikan peluang kepada pembaca untuk mencari tahu dan melanjutkan sendiri untuk membacanya. Mungkin ada yang penasaran untuk mengetahui jawaban dari beberapa pertanyaan yang muncul dalam cuplikan cerpen tersebut. Kini saatnya Anda bisa mencari tahu lebih jauh bagaimana kelanjutan dari cerita pendek dalam buku “Resonansi Qalbu.”
Melanjutkan karya cerpen yang berhasil diterbitkan pada awal bulan Agustus 2021 ini adalah sebagai bukti nyata bahwa kemauan untuk menulis sebenarnya ada pada setiap insan. Untuk itu sudah saatnya karya-karya tersebut kita abadikan dalam sebuah tulisan. Sebuah kata bijak terpatri dalam hati, bahwa sesungguhnya jika kita bicara mungkin hanya didengar sekali saja, namun jika kita menulis maka ada kemungkinan besar akan dibaca berulang kali.
“Alhamdulillah di tengah pandemi ini Allah masih memberikan kesempatan dan kemampuan sehingga penulis dapat menghimpun tulisan karya cerpen dan mengabadikannya dalam sebuah buku,” ucap Sri Utami
Selebihnya Utami sapaan akrab penulis buku “Resonansi Qalbu” ini berharap, semoga karyanya bisa dinikmati oleh para pembaca dan bermanfaat bagi semuanya. (NSPA)