- (031) 8850366
- admin@mtsn4sda.sch.id
- Senin - Jum'at : 07.00 WIB - 15.30 WIB
Anak Anda suka mendengar cerita – cerita berbau horor? Tenang saja! Tidak semua cerita yang memiliki unsur horor itu tidak memiliki pesan moral di dalamnya. Beberapa cerita misteri anak masih sangat layak untuk dibaca atau didengarkan anak.
Salah satunya adalah sebuah cerita misteri anak yang berjudul Misteri Boneka di Hutan Keramat ini. Seperti apa kisahnya dan apa pesan moral dibaliknya? Yuk simak ceritanya!
Di suatu kota, hidup dua orang anak yang bersekolah di sekolah yang sama. Sekolah keduanya adalah sekolah elit yang biaya bulanannya mahal. Mereka duduk di bangku SD kelas 1.
Kedua anak tersebut bernama Danny dan Albert. Danny adalah anak orang kaya yang tidak pernah sombong dan selalu rendah hati. Danny juga terkenal pandai dan rajin. Sementara Albert merupakan anak orang kaya yang sombong dan terkenal sebagai pemalas.
Berkebalikan dengan Danny yang suka membantu teman – temannya, Albert justru menjadi salah satu orang yang lebih suka mengganggu dan membully teman – teman lainnya. Suatu hari, Albert menjahili Danny.
Albert meletakkan sebuah permen karet bekas berwarna putih di bangku Danny. Danny yang baru datang tanpa curiga dan tanpa melihat bangkunya, ia langsung duduk begitu saja. Ketika ingin berdiri, celananya terkena permen karet yang menimbulkan bekas noda di celana tersebut.
Karena hal itu, Albert lantas mengejek Danny dan menertawakannya. Keusilan Albert tidak sampai disitu saja. Ia bahkan sering melakukan keusilan yang lebih parah ke teman – teman lainnya. Tidak tahan dengan sikap dan perlakuan Albert, Danny kemudian melawan Albert.
“Hei, Albert. Kamu jangan hanya berani dengan anak – anak yang kamu rasa lemah saja. Kami temanmu, kami juga punya perasaan dan berhak diperlakukan sama. Kita di sini sama – sama bersekolah dan sama – sama membayar bukan hanya kamu saja yang punya kepentingan di sini!” ungkap Danny.
Melihat Danny yang sudah mulai berani melawan, Albert tentu kesal. Albert pun menantang Danny. “Hmm, oke kita buat kesepakatan. 1 km dari sekolah ini, ada sebuah danau. Di seberang danau, terdapat hutan keramat yang di dalamnya tersimpan banyak boneka misterius. Kalau kamu bisa mengambil satu saja boneka misterius yang tersimpan di sana, aku berjanji tidak akan mengganggumu.
Meski dengan perasaan ragu, tapi Danny yang tidak ingin dianggap sebagai pengecut menyanggupi permintaan Albert itu.
Sore harinya, Danny tidak langsung pulang ke rumah. Ia berpamitan kepada sopir yang biasanya menjemput bahwa hari itu ia akan pulang telat dan meminta kepada pak sopir untuk mengatakan seperti pesannya kepada orang tuanya.
Setelah berpamitan kepada pak sopir, Danny meminjam sepeda temannya dan mengayuhnya ke arah danau. Di danau tersebut, ada persewaan perahu yang bisa mengantarkan Danny ke hutan keramat.
Melihat Danny yang menyewa perahu sendirian, tentu sang penjaga perahu bertanya “Adek ingin kemana kok menyewa perahu sendirian? Tidak takut memangnya?”
Danny menjawab, “Saya akan pergi ke hutan di seberang sana pak. Saya tidak ingin dibully lagi dan begitu juga teman – teman saya. Kata si pembully, saya harus jadi berani agar tidak lagi dibully. Salah satu syarat yang dia ajukan jika saya tidak ingin dibully adalah membawakan boneka dari hutan keramat itu.”
Mendengar jawaban Danny, penjaga perahu pun memiliki ide. Danny mendengar penjaga perahu mengutarakan idenya dengan seksama. Danny pun setuju menjalankan ide dari penjaga perahu tersebut.
Keesokan harinya, Danny tiba di sekolah. Ia membawa boneka lusuh dan memberikannya kepada Albert. Danny berkata, “Ini boneka dari hutan keramat. Aku bisa membawakannya untukmu. Jadi, tolong jangan bully aku dan teman – teman yang lain ya.”
Mendengar hal tersebut, Albert sedikit emosi tapi ia juga harus berani mengakui kekalahannya. “Baiklah, aku tidak akan membully lagi. Tapi kita tunggu beberapa hari. Kalau boneka ini tidak bisa menakutiku, itu artinya boneka ini bukan berasal dari hutan keramat”.
Danny pun menyetujui ide Albert.
“Oke, aku setuju!”.
Malam harinya, Albert yang tidur ditemani dengan boneka dari Danny bermimpi. Dalam mimpinya, Albert didatangi boneka tersebut. Boneka itu berkata, “Hai Albert, anak nakal, tukang bully, lepaskan aku. Bawa aku pulang. Aku tidak mau di sini. Kalau aku terlalu lama di sini, aku akan mati”. Ancam boneka dalam mimpi tersebut kepada Albert diiringi dengan tawa yang mengancam.
Albert pun terbangun dari tidurnya dengan perasaan was – was seraya sesekali melihat ke boneka yang dibawa Danny untuknya.
Keesokan harinya di sekolah, Albert menemui Danny.
“Danny, aku ingin meminta tolong kepadamu. Tolong bawa boneka ini pergi. Boneka ini benar – benar dari hutan keramat. Aku tidak sanggup bersamanya. Dia mendatangiku di dalam mimpi. Tolong bawa boneka ini kembali ke hutan ya!” kata Albert kepada Danny
“Baiklah. Aku akan membantu tapi dengan satu syarat.”
“Apa syaratnya Dan?”
“Syaratnya adalah kamu tidak boleh membully aku dan teman – teman lain selamanya. Bagaimana?” ucap Danny membuat persetujuan.
Albert pun setuju dengan Danny.
Danny pun membawa boneka itu kembali ke danau di dekat hutan. Di sana ia tidak membawa boneka ke hutan keramat melainkan ia menemui penjaga perahu yang kemarin memberinya ide.
“Pak, ide bapak sempurna. Albert berjanji tidak akan menjadi pembully lagi.”
Danny dan sang penjaga perahu pun mengingat – ingat idenya kemarin sambil tersenyum lega.
Jadi, beberapa waktu yang lalu sang penjaga perahu memiliki ide untuk membeli boneka dan kemudian merusaknya dan menambalnya di beberapa bagian yang rusak. Boneka yang sudah dirusak dan ditambal itu kemudian diolesi lumpur untuk membuatnya terkesan lusuh.
Boneka itu bukan boneka asli dari hutan keramat. Namun Danny mengatakan kepada Albert itu boneka dari hutan keramat. Ide ini disampaikan oleh sang penjaga perahu karena ia khawatir jika Danny pergi ke hutan keramat sendirian maka akan ada bahaya seperti kecelakaan atau yang lain. Jadi ide tersebut pun dijalankan.
Siapapun yang merasa tangguh atau kuat tidak boleh membully yang lemah seperti Albert karena sebagai manusia kita pasti butuh manusia yang lainnya.
Sementara bagi orang yang merasa mengalami masalah, jangan pantang menyerah. Gunakan akal sehat untuk mengatasi masalah dan keluar dari masalah yang dihadapi tersebut seperti apa yang dilakukan Danny.
Itulah sedikit informasi yang kami dapat sampaikan kali ini. Semoga cerita di atas dapat menjadi cerita dengan pesan moral yang baik dan tersampaikan.