- (031) 8850366
- admin@mtsn4sda.sch.id
- Senin - Jum'at : 07.00 WIB - 15.30 WIB
Part 1 #Boneka
tidak seperti biasa, mama kali ini benar-benar terlambat menjemputku pulang. padahal biasanya aku yang selalu membuatnya menunggu. sayang sekali, padahal aku ingin sekali meminta mama mengajakku pergi ke kedai es krim sweety.
menunggu mama dengan berdiam diri benar-benar membuatku bosan. lalu, sekarang apa yang harus kulakukan untuk mengusir kebosanan ini? teman-teman semuanya telah pulang, tinggal aku yang masih berada di taman. mama, cepat datang. Tia mulai takut sendiri.
aku menghela nafas, sedih. pasalnya mama yang tak kunjung segera datang. aku pun bangkit dari dudukku, untuk berjalan-jalan sebentar. aku pun berjalan menghampiri tumbuhan anyelir yang aku dan teman-teman tanam waktu itu. tunggu, boneka siapa ini, apakah ini milik salahsatu temanku yang terjatuh? tapi seingatku teman-teman tidak ada yang memiliki boneka yang seperti ini.
boneka yang kupegang memiliki bentuk seperti penyihir, tapi ia sangat lucu dengan topi berwarna orange diatas kepalanya. tidak seperti yang dikatakan Nina, kalau penyihir memiliki wajah jelek, hidung besar, dan selalu menyeramkan.
tiba-tiba firasatku mulai tidak nyaman saat samar-samar terdengar suara perempuan, bukan tapi sebuah senandung nyanyian.
hilang,,,,,jejak
,,,,,,,duka mendalam
,,,,,,penyesalan,,,,,,,
udara disekitarku juga terasa mulai dingin, aku bergegas membalikkan badanku untuk kembali. dan
Bumm mama ada tepat di belakangku, aku hampir saja jatuh jika mama tidak lantas menarikku.
“kenapa Tia tidak menunggu mama di sana?” ucap mama sambil menunjuk kursi panjang tempatku dudukku tadi.
aku hanya menggeleng. “mama terlalu lama, Tia bosan. jadi Tia bermain-main lagi, dan lihat ini mama!” jawabku sembari memperlihatkan boneka penyihir itu kepada mama.
“Tia menemukan sebuah boneka penyihir. tidak seperti kata Nina kalau penyihir itu jelek, boneka ini sangat lucu bukankah begitu ma?” lanjutku panjang lebar
mama sempat terdiam ketika aku menunjukkan boneka ini, sepertinya ia cukup terkejut. “‘Tia itu boneka milik siapa” tanya mama. aku kembali menggelengkan kepalaku, “Tia tidak tahu ma, Tia menemukannya di bawah bunga-bunga itu.”
“Tia, bagaimana kalau boneka itu Tia taruh kembali ke tempatnya tadi!” ucap mama sembari membersihkan daun yang menempelkan di bajuku. “kenapa ma? boneka inikan lucu? sayang sekali kalau dibuang” jawabku.
mama tersenyum, “kita tidak boleh mengambil barang yang bukan milik kita Tia. boneka itu pasti memiliki pemiliknya, dan dia pasti sedih kalau barang kesayangan hilang. sama seperti Tia, bagaimana kalau Tia kehilangan mimi? apakah Tia mau?”. “tidak, Tia tidak mau.” jawabku, aku tidak mau kehilangan mimi. aku sangat menyayangi kucing gemukku itu.
“jadi, kembalikan boneka itu ke tempatnya tadi Tia!” perintah mama. dengan berat hati aku pun mengembalikan boneka itu di bawah bunga-bunga anyelir tadi.
“anak pintar, mari kita pulang” ajak mama yang langsung berdiri untuk berjalan ke kendaraan kami.
“iya, ma.” lanjutku, boneka itu sangat lucu, aku merasa tidak rela. lantas saja aku berbalik untuk mengambil boneka kecil tadi. sebelum mama melihat cepat-cepat aku memasukkannya ke dalam tas kecilku. setelah selesai memasukkannya, aku pun segera berlari ke mama dan menggandeng tangannya. (ardwk)